Pena Q di Kampus Hijau

21.01

12 SEPTEMBER 2011, hari pertama perkuliahan di jurusan KPI alias Komunikasi Penyiaran Islam. Yupz, harus adaptasi lagi , suasa baru dan teman baru. Walau awalnya tak menyangka akan masuk jurusan ini,tapi hanya itulah yang fha minati, kalau bukan jurusan PAI maka jurusan inilah.
Tanggal 7 juni saat fha pendaftaran ulang dan tes kesehatan di klinik kampus II UIN Alauddin Makassar di Samata, keinginan bapak dan fha ternyata tak mendukung. Walau lulus di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas  Tarbiyyah dan Keguruan, pada akhirnya fha tak bisa masuk di jurusan itu. Apa lagi kalau bukan karena tinggi badan fha yang tidak mencukupi persyaratan. Nyaris saja fha menjadi mahasiswa Fakultas Tarbiyyah, yang konon katanya Fakultas yang paling banyak diminati dan memang paling banyak mahasiswanya.
Hari itu, rasanya hati fha mau remuk saja (ah lebay), bagaimana tidak, fha sudah dadakan pulang ke Makassar untuk daftar ulang dan berharap benar-benar masuk menjadi mahasiswa jurusan PAI sebagaimana yang diharapkan orang tua dengan meninggalkan HIPA dan perpisahan dengan teman-teman di Bandung, tapi saat pendaftaran ulang itu…
Saat di tes kesehatan sudah jelas fha tak dapat masuk di Fakultas Tarbiyyah, bahkan tekanan darah fha yang biasanya rendah mendadak tensinya jadi tinggi. Ya, bagaimana tensi fha tidak naik, kondisi yang masih cape baru dua hari dari Bandung dan kekhawatiran fha akan tinggi badan membayangi pikiran fha. Ternyata benar saja, setelah petugas di rektoral melihat hasil tes kesehatan dari klinik kampus, tidak ada toleransi bagi fha, fha disuruh memilih jurusan lain. Tanpa pikir panjang, fha langsung menyebutkan KPI sebagai jurusan pengganti PAI yang tidak bisa menerima keberadaan fha di UIN.
“pilih maki jurusan lain, dek.”kata petugas itu sembari menyodorkan nama-nama jurusan yang ada di selembaran yang ia pegang
“kalau begitu saya pilih jurusan KPI”
“yakin mau pilih jurusan ini?tidak mau pilih jurusan lain?”
“tidak. Saya pilih KPI saja”
“silahkan membayar SPPnya di lantai 2”
Selama perjalanan menuju lantai 2 di Rektorat UIN, Pak. Lukman yang mengantarku daftar ulang saat itu menanyakan kepada fha apakah fha sangat ingin masuk jurusan PAI sembari menghibur fha. fha menghela nafas sambil menahan tangis yang sebenarnya sudah di ujung mata. fha yakinkan diri fha kuat dan bisa menerimanya. Namun fha semakin kecewa saat kartu tanda pembayaran SPP diberikan kepada fha, ternyata memang sudah tercatat dalam prinan komputer itu bahwa jurusan fha adalah jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan. Saat itu dalam pikiran fha dipenuhi pertanyaan mengapa dan mengapa. Tapi ya sudahlah, toh fha tak bisa masuk jurusan PAI juga.
                                   
            Beberapa bulan menunggu masa kuliah ternyata tak terasa juga, awal september fha mulai tinggal di Samata. Sebelum kuliah, fha dan mahasiswa baru lainnya mengurus KRS, di tes Baca Tulis Al Qur’an dan mengikuti Pembukaan Kuliah terlebih dahulu, hingga akhirnya kami benar-benar masuk perkuliahan pada tanggal 12 September 2011.
            Saat pembukaan kuliah, ada hal yang membuat fha kesal. fha di catat dan di tahan serta di hukum gara-gara di ujung rok fha ada motif batiknya, walaupun hanya sedikit, tetap saja fha di hukum, berdalih saat itu tidak membuahkan hasil. Tapi saat itu, lagi-lagi fha jadi ketua kelompok. Entah karena fha ada kemampuan untuk itu atau karena fha terlalu pemberani saat itu(kepedean dech). Tapi saat itu fha merasa memiliki tanggang jawab atas KPI UG ech Akhwatnya. Saat itu nyaris yel-yel kelompok KPI menjadi yang terbaik, hanya saja kami kurang kompak karena tidak menyanyikannya bersama-sama. Saat itu fha juga merasa sedikit kesal sekaligus malu karena menyanyi sendiri.
fha juga mendapat pengalaman dengan menjadi MC untuk penutupan Matrikulasi MaBa saat itu.
            Senin pagi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang seharusnya kami mahasiswa KPI 2011 menghadiri perkuliahan pertama Pengantar Ilmu Dakwah digiring ke LT kampus menghadiri seminar Kesehatan yang diadakan oleh Fakultas. Dan pada pukul 13.00 kami masuk perkuliahan pertama pada mata kuliah Civic Education dengan dosen Pak. Wahid, M.Sos.
            Setelah perkuliahan usai, kami mulai memilih ketua tingkat, walau kami terdiri dari dua kelompok, KPI A dan KPI B dengan masing-masing 21 orang mahasiswa, namun kami hanya memilih satu ketua tingkat, karena ruangan kami digabung. Saat itu yang menjadi calon ketua tingkat Syamsul, Iccang, Wahyu, Fadhlan dan Arifin.  Yang terpilih saat itu adalah Wahyu, kalau tidak salah saat ia diminta memaparkan visi-misinya jika terpilih jadi ketua tingkat ia mengatakan ia tidak punya visi-misi yang tertera jelas, tapi jika ia terpilih ia akan membawa KPI lebih baik dan di kenal, kurang lebih seperti itulah. Dan saat dia terpilih ia bilang ia ingin membuat group KPI 2011 di FB dan ingin membuat kelompok belajar. Aku terpilih menjadi sekretaris dan Elsa menjadi bendahara dengan hasil voting dari teman-teman. Kemudian kami pun berfoto bersama.
            Ya, itulah awal aku berada di tengah-tengah KPI. Aku tak menyesali keberadaanku di KPI walau keinginanku dan  orangtuaku tidak disana. Tapi, saat aku telah memasuki dunia KPI, maka aku harus mencintai KPI dan bersungguh-sungguh kuliah dimanapun jurusanku.
“BINA AKRAB DI TANJUNG BAYANG”
OKTOBER 2011, sabtu pagi itu kami mulai berkumpul di halaman Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Kami yang saat itu datang cepat, menunggu teman-teman yang lain sembari berfose ria. Saat itu, kami bagai orang berduka. Bagaimana tidak, kostum kami serba hitam-hitam.
            Lama kami menunggu teman-teman yang lain, dan akhirnya kami pun berangkat sekitar pukul 08.30 di antar oleh pak supir si biru yang tua, namun ada pula yang berangkat naik motor, kami pun harus singgah di kampus I untuk menjemput teman-teman yang lain. Sepanjang perjalanan, kami mengobrol dan menikmati pemandangan sekitar kami, hingga akhirnya sampai di Tanjung Bayang Beach…
            Sesampainya di Tanjung Bayang, kami istirahat sejenak, ada pula yang langsung menikmati indahnya pemandangan pantai sambil berfose-fose selagi menunggu Ketua Jurusan (Pak. Mulyadi) untuk pembukaan Bina Akrab ini.
            Sekitar pukul 14.00 Pak. Muliyadi tiba di penginapan dan acara pembukaan pun dimulai, beliau memberi sambutan dan sekaligus membuka acara Bina Akrab, beliau juga membawakan kami teh gelas. Beliau tidak bisa mendampingi kami selama dua hari itu. Kendati demikian, beliau tetap meminta kami menjaga nama baik UIN Alauddin Makassar dan memberi beberapa motivasi.
            Setelah acara pembukaan, selanjutnya acara perkenalan, mulai dari senior yang paling tua sampai kita junior yang paling muda. Disini bisa juga dibahasakan ajang curhat bagi kami, karena selain memperkenalkan diri, kami juga harus bercerita tentang bagaimana kami bisa sampai di KPI dan apa yang menjadikan kami masuk di KPI. Ternyata memang banyak diantara kami yang nyasar alias pilihan terakhirlah KPI itu. Pikiranku kami bak orang buangan saja saat itu.
            Beberapa materi kami dapatkan. Ada hal yang tak bisa juga aku lupakan, dimana saat kelompok sudah ditentukan, malam itu kami di beri makan dua bungkus nasi untuk 4 orang dan air minum hanya segelas aqua, sehingga kami masih merasa lapar dan haus. Saat nasi dan air di depan mata, kami atur strategi. Karena nasi hanya dua bungkus, maka dibagi dua tim untuk menghabiskannya, aku dengan Elsa dan Fadhlan dengan Wawan. Berhubung aku dan Elsa tidak sanggup menghabiskan makanan kami, maka kami meminta Wawan dan Fadhlan untuk menghabiskannya.
Kendati dilarang meminum dan mengambil air tambahan dari persedian kami, namun teman-teman ada yang mengambil air minum persediaannya, bahkan aku pun menikmati air itu. Jelas saja, bagiku air satu gelas tak cukup, apalagi dibagi untuk 4 orang. Saat itu Syamsul yang memberiku air tambahan, kebetulan dia dan kelompoknya duduk di samping kelompokku.
Sebelum tidur ada sedikit kejadian yang tidak mengenakan, tentunya hal yang sudah diatur oleh panitia (aku terbiasa dengan hal-hal seperti itu). Saat kami diperintah untuk tidur, diantara kami malah susah tidur. Ada yang mengobrol, ada yang sms-an kendati jarak mereka dekat, ada yang ….. ada-ada aja,he
Kira-kira sekitar pukul 02.00 malam, kami dibangunkan dan mulai di… rasanya kaya ospek aja. Kesalnya saat di pos pemberangkatan, gara-gara fha tahu tanggal lahir Fadhlan, fha diejek-ejek terus sama kak.Alim dan kami diintrogasi “apakah kami pacaran?”… pos selanjutnya kami disuruh duduk santai di pasir sembari menikmati ombak yang datang dan pergi silih berganti, kemudian dibariskan dan ditanyai ini dan itu. Pos 2 mungkin adalah pos yang menjijikan, berkumur-kumur dengan air yang sudah diludahkan dari kumur-kumur teman yang lain dan meludahkannya pada tempat yang sama, kemudian silih berganti mengemut permen. Saat itu Elsa adalah orang yang paling ogah dan banyak berdalih pada senior. Pos 3, fha serasa dihakimi saja. Kak.Irna, kak.Anzar dan kak.Nurdin mengelilingi fha seraya menyanggah pernyataan fha dengan nada yang… tak mengenakkan hati. Pos terakhir kami mendapati sekretaris umum HMJ yang tinggi besar, kelihatan sangar tapi ternyata baik, yupz, kak. Bustan, pecinta korea ini tidak terlalu menyulitkan kami. Maka akhir pos ini adalah awal kami di persatukan secara resmi sebagai anggota KPI.
            Seusai melalui pos-pos yang telah dirancang panitia, ada hal yang tak pernah fha dapati dan tak pernah fha saksikan dengan mata telanjang selama hidup fha. Apa itu? Kejadian yang tak mungkin fha lupa, ketika kak. Leha dan Ira tak terkendali. Tapi untuk menenangkan hati yang sebenarnya saat itu kaget, fha dan teman-teman tak ingin menontoni kejadian itu, kami malah siap siaga mengantri di depan wc untuk membersihkan diri agar kami dapat shalat subuh tepat waktu.
            Mau tidak mau, saat mentari menampakkan teriknya, saat badan tlah bersih dari pasir yang menyelimuti pakaian, kami harus kembali memakai pakaian basah itu dikarenakan ada games yang tlah disiapkan oleh panitia untuk kami para MaBa. Seru.. abiz, saat itu terbagi menjadi 3 kelompok, fha satu kelompok sama fadhlan, uny, wawan dan iccang, nama kel;ompok a
Kami adalah “putu cangkiri” dengan yel-yel lagu dari ayu tingting. Aga itu? Begini liriknya…
Bina akrab 2 hari, oh indahnya
Bina akrab 2 hari, buatku deg-degan
Walau 2 hari, akan slalu ku kenang
Slama-lamanya….(by fha_cute)
Ada pula kelompok putu kacang(elsa cs) dan bunglon(wahyu cs), games yang kami lewati takkan fha lupa, terutama pada games yang tutup mata, sungguh… terlalu lucu untuk dilupakan. Setelah games kami seru-seruan main air laut dan foto-foto, serasa tak ada sekat bagi kami, antara senior dan junior semua berbaur jadi satu kesatuan, KPI di hati(eh salah, KPI di Tanjung Bayang).
            Serangkaian acara bina akrab pun tlah usai, kami pun menutup acara bina akrab dengan suka cita(apalagi yang jadi mcnya orang cute,hehe ‘puji ale’). Dan kami pun pulang ke rumah or kos masing-masing.
            Itulah kenangan bina akrab 2011…

“BAKSO LIMBUNG”
            Rabu pagi seusai kuliah bahasa Inggris, KPI 011 sibuk merencanakan keberangkatan menuju rumah salah seorang teman yang terkenal dengan hidung peseknya, nyupz.. semua sibuk siap-siap ke rumah asmawarni atau sering di sapa ‘warny’ or ‘danggo’.
            Saat itu memang adalah hari pertama kuliah kembali setelah libur idul adha, sehingga perkuliahan kurang efektif, sehingga kami berinisiatif untuk berkunjung ke rumah salah satu teman, dan ternyata warny mengundang kami untuk makan bakso di rumahnya(maklum, daging kurbannya buanyak), hingga kami kebagian jatah juga(Alhamdulillah).
            Untuk pertama kalinya seorang fha menginjak tanah limbung, mungkin demikian halnya dengan yang bonceng fha, sampai-sampai karena ingin cepat sampai mungkin, fha dan uny kesasar pas dualuan berangkat di jalan masuk home warny saat kami mengikuti kacenya warny, kami kehilangan jejak. Nyaris kami hilang dari rombongan, tapi kami melihat teman-teman yang lain dan akhirnya kami kembali bergabung dengan rombongan dan sama-sama sampai di rumah warny.
            Sesampainya di rumah nenk pesek, kami istirahat sejenak dan sebagian dari kami melaksanakan kewajibannya sebagai muslim sejati(shalat), tak lama kami dipersilahkan menyantap bakso yang telah disiapkan, dengan lahap kami menghabisi makanan yang ada di depan mata hingga perut yang mulanya merengek ingin diisi merasakan cukup dengan apa yang telah dilahap.
            Tak usai sampai situ, setelah beberapa waktu selesai makan bakso, tak lama kami disuguhkan pisang goreng dan kopi serta teh, ah.. rasanya kami sangat dimanjakan dengan semua suguhannya(perut kenyak, Alhamdu..lillah). sebagian teman-teman kumpul di teras rumah ngobrol-ngobrol, entah ngerumpi atau ngegosip(wallohu ‘alam), ada yang sambil merokok pula. Tapi tetap sadar kamera jika ada bang wahyu yang slalu stand by memotret teman-teman.
Setelah semua makanan habis disantap, kami pun siap-siap pulang, terlebih hari sudah sore. Namun kami shalat ashar terlebih dahulu.
Di perjalan pulang, kami singgah makan ice krim yang di jual di pinggir jalan, seolah-olah perut kami ini tak berhenti kenyang, karena seharian itu banyak yang masuk ke dalam perut kami.
Kami pun pulang lewat lapangan Syeckh Yusuf menuju rumah or kos masing-masing.
 Jazakumullahu khaeran katsiran for warny atas undangannya untuk menikmati ‘bakso limbung’ buatan keluarga. Kami tunggu undangan selanjutnya,hehehe

“SYUKURAN HOME BARU SYAMSUL”
Malam itu yang menghadiri syukuran rumah baru Syamsul hanya beberapa orang perwakilan saja(berhubung malam acaranya), saat itu yang hadir di lokasi adalah fha_cute, uny, uchuf, wahyu, ivank, wawan dan fadhlan(nyusul).
Sesampainya di rumah Syamsul, fha dan uny kena omelan nenek yang tinggal di sampingrumah Syamsul dengan bahasa yang kami tidak mengerti, kami sempat kaget pula, namun tak lama. Sebelum acara dii mulai, kami menyantap balado dan tenteng yang fha bawa, because kami lapar sih, sampe-sampe itu balado dihabisi oleh uchuf dan tenteng yang menurut fha manis luar biasa di habisi beberapa biji oleh wahyu(kelihatan sekali mereka berdua lapar).
Tak lama acara syukuran di mulai, satu persatu tamu berdatangan. Ada pula ibu-ibu yang membawa makanan untuk disajikan dalam acara itu. Layaknya tuan rumah, fha dan uny menyuguhkan makanan kepada setiap tamu yang berdatangan.
Setelah acara syukuran oleh ustadz usai, tamu masih silih berganti dating. Malam semakin larut dan perut semakin keroncongan. Dan akhirnya kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum back to home. Ivank pun ke luar membeli makanan berat.
Selagi menunggu makanan dating, kami mengobrol. Tiba-tiba uchuf anggat bicara, ia mengatakan bahwa daerah hertasning kalau larut malam itu bahaya, banyak palak dan sebagainya(membuat kami takut pulang saja), mendengar perkataan uchuf, wahyu dan wawan tak ingin pulang, mereka berniat nginap, bahkan wawan bilang dia lebih baik pulang ke Soppeng saja malam itu(wahyu dan wawan menampakkan rasa takutnya, tak sebanding dengan bodinya). Uny yang bawa motor sendiri juga merasa resah dengan apa yang diceritakan uchuf, ia juga merasa takut, apalah lagi fha yang diboncengnya, memang dua orang cewe ini, siapa suruh ikut? Tapi saat itu masih terasa indah.
Lama menunggu ivank, akhirnya ia datang juga dengan kantong kresek yang dibawanya. Wow ayam krispi, kami langsung saja melahap makanan itu, walau dengan kondisi ngantuk, kami menghabisi juga ayam  krispi itu karena kami lapar saat itu.
Selesai makan kami pun bergegas pulang, karena jam menunjukkan pukul 23.00, sepanjang perjalanan kami berdo’a mudah-mudahan tak terjadi apa-apa terutama di jalan hertasning dan akhirnya kami pun sampai dengan selamat ke kos masing-masing. Saat itu Wahyu masih diboncen sama Ivank dan Ivank pun saat itu harus mengantar Wahyu dan kemudian pulan kembali ke Barukan, Uny juga saat itu tidak pulang ke rumahnya, berhubung malam sudah sangat larut, Uny meninap di kos fha. Ya, Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan alias kos-kos kami atau rumah kami.

“IKAN BAKAR PARTY IN BARUKANG”
Setelah Limbung, Barukang adalah tempat selanjutnya bagi anak KPI 011 untuk mengadakan acara, tepatnya di rumah Ivank kami melangsungkan prosesi bakar ikan-ikan(apaan prosesi, kaya pernikahan aza). Ya, acara ini sudah direncanakan jauh-jauh hari dan kami laksanakan seusai perkuliahan pula. Ivank sudah mempersiapkan segalanya khusus untuk acara bakar ikan ini.
Ini adalah pertama kalinya bagi fha menginjak Barukang, tepatnya rumah Ivank. Bukan hanya fha, mungkin teman-teman juga baru kali itu menginjakkan kakinya di rumah ivank yang konon katanya ia ambil andil hingga berdirilah rumahnya itu.
Kami melewati banyak jalan baru bagi kami, kami juga menyelusuri pinggiran sungai yang airnya tak lagi indah. Namun sejauh perjalanan kami itu, akhirnya kami tiba dengan selamat. Senang rasanya karena hampir atau mungkin semua anak KPI 011 hadir dalam satu tempat, Barukang…
Sesampainya di rumah ivank kami tak langsung menyantap ikan bakar, ya.. tentu saja ada proses untuk memakannya, kami harus menyiapkan segala sesuatunya. Sementara menunggu ikan bakar, teman-teman yang lain ada yang nonton tv(pertandingan sepak bola), ada yang menyiapkan ‘cobe-cobe’ dan ada yang shalat.
Tim pembakar ikan sangat bersemangat, dianytaranya ada iccang cilik, arnol dan fadhil serta teman-teman yang lain. Sementara itu di dapur tim ‘cobe-cobe’ pun tak kalah semangatnya, tentunya tim ‘cobe-cobe’ ini dilakonin oleh para cewe-cewe manisnya KPI(narsis).
Setelah semuanya siap, kami pun berkumpul dan langsung menyantap ikan bakar itu, tentunya ditemani nasi pula. Tapi sayang, salah satu dari kami tidak makan ikan, jadi ia sendirian tak ikut menikmati ikan yang menggiurkan itu. Benar, maaf untuk uchuf yang tak dapat menikmati makanan yang ada. Fha lupa apa yang uchuf makan saat itu?mungkin ia tak ikut makan.
Serangkaian acara bakar-bakar ikan pun usai, sebagaian yang lain pulang dan tersisa beberapa orang diantaranya fha, uny, vivi, ammar, fadhil, wahyu dan ???(lupa, antara aidil or wawan atau ilham?ah lupa, atau hanya itu?). kami harus menunggu tuan rumah, karena ia mengantar fatma pulang ke Pa’cinongan. Lama kami menunggu, sampai-sampai fha ngantuk. Tapi tak lama ivank pun tiba dan kami akhirnya dapat pulang sekitar jam 8an malam.
Acara bakar-bakar ikan ini mudah-mudahan bukan yang terakhir kalinya, tapi akan ada bakar-bakar ikan selanjutnya… fha tunggu ya, KPI.hehehe

“BAKARA PARTY SEASON I (MACANDA)”
Musim bakara aliaz sukun telah tiba. Salah satu teman kami adalah penikmat bakara, dikarenakan di kampungnya terdapat banyak bakara, dengan kata lain kampungnya adalah penghasil bakara(begitu kah?).
Awalnya, bakara party ini akan dilaksanakan di rumah teman kami yang doyan makan bakara. Tapi karena suatu dan lain hal, acara bakara party ini kami langsungkan di rumah Eka Wahyuni Azis. Yups, Eka setuju aza dan welcome atas rencana itu.
Benar saja, sesampainya di rumah Eka, kami disambut baik oleh keluarganya. Kami bak penghuni rumah, langsung saja menujuu dapur mengolah bakara itu(karena tak enak dengan mamahnya Eka yang sudah stand by mengolah bakara). Silih berganti kami memasak dan mengupas bakara, sebagian yang lain menyiapkan cobe-cobe yang dipimpin oleh Dahlia Dewi Bayu. Cobe-cobenya super pedas seperti dibuat oleh orang yang patah hati saja.
Sementara menunggu bakara sedia, kami menyantap buah nangka yang disediakan tuan rumah. Dan saat bakara telah siap dilahap, kami pun berkumpul di ruang makan rumah Eka dan menyantap habis bakara tersebut. Tak usai sampai situ, setelah bakara habis, kami di manjakan dengan bubur kacang yang disuguhkan. Wah, benar-benar rezeki nomplok nich, perut kenyang. Ya, maksih Eka dan keluarga.
Acara bakara party ini menjadi awal acara bakara untuk selanjutnya…
Tapi kami minta maaf kepada elsa yang saat itu masih kesakitan pasca kecelakaan motornya, sedang kami mengadakan acara bakara party.
But.. seusai acara bakara, kami menuju rumah elsa. Tentunya untuk melihat keadaannya sembari ingin mendo’akan agar ia lekang sembuh. Kendati kami berangkat ditemani hujan, tak menjadikan niat kami pupus untuk menjenguk teman kami itu. Dan sekali lagi maaf, kami meninggalkan fatma dan thahara yang saat itu jatuh dari motor saat menuju ke rumah elsa, sehingga mereka tak jadi berangkat kerumah elsa.

“BAKARA PARTY SEASON II (HOME AIDIL)”
Musim bakara belum usai. Untuk kedua kalinya kami mengadakan acara bakara party. Kali ini yang jadi sasaran adalah rumah teman kami asal Jene’ponto, bukan si jago pantun Ilham, tapi si murah senyum Aidil(benarkan begitu?).
Acara bakara party kali ini tak hanya dihadiri oleh anak KPI 011, tetapi kami mengundang dosen bahasa Inggris kami. Benar sekali, bunda Anchy. Saat itu beliau tak sendiri, namun membawa dua orang mahasiswa jurusan ikom yang entah siapa namanya, fha tak tahu.
Setelah acara makan-makan bakara usai dan sebagian teman kami ada yang pulang duluan, dan sebagian dari kami ada yang main games dan ada pula yang nonton film India yang menyedihkan dan menggugah semangat serta kesyukuran, namun tak sepenuhnya di tonton. Setelah itu, sebelum kami benar-benar meniunggalkan rumah Aidil, ada kejadian yang menarik. Apa itu??? Nyanyi dangdut dan meniru gerakan tari yang ada di vidio HP salah seorang teman, ketawa habis-habisan. Saat itu warny menyanyikan salah satu lagu dangdut dan diikuti oleh teman yang lain, jadi nyanyi bareng.
Akhirnya setelah kami banyak tertawa, kami pun meninggal rumah Aidil.. bakara party season II pun usai. Namun bakara party tak berakhir sampai situ, masih ada satu bakara party yang akan diulas…
(setelah acara itu dan sampai di kos, kami menangis berdua… saat itu masih terasa indah).
“BAKARA PARTY SEASEN III (AGRARIA)”
Musim bakara terasa panjang, bagaimana tidak, acara bakara party tak habis-habis. Ya, kali ini yang jadi tuan rumah acara bakara party adalah salah satu teman kami yang berasal dari kota kelalawar, Soppeng. Seorang pak imam di salah satu mesjid yang ada di Agraria, siapa lagi kalau bukan mas Wa’one.
Kami selalu mengadakan acara bakara party seusai kuliah, tak terkecuali acara bakara party terakhir ini, kami pun mengadakannya seusai perkuliahan.
Sesampainya di rumahh mas wa’one, kami langsung mengolah bakara yang akan di goreng dan tentunya menggoreng silih berganti bakara tersebut supaya dapat dinikmati dan masuk di perut. Lihat saja Eka yang begitu manisnya mengupas bakara, Syamsul dan Fadhil pun tak kalah gesitnya mengupas bakara, mereka begitu serius. Sementara yang lain ada yang nonton dan ada pula yang menyiapkan cobe-cobe, ada juga yang asyik memotret segala aktivitas yang dilakukan teman-teman. uny dan warni pun tak kalah semangat menggoreng bakara. Bahkan fadhlan dan Arnol pun tak ingin ketinggalan ikut andil dalam menggoreng bakara.
Kami kembali mengundang bunda Anchy dalam acara bakara party ini, berhubung rumah beliau tak jauh dari rumah mas wa’one. Bunda Anchy datang setelah sebagian teman-teman pulang. Beliau datang dengan salah satu guru di yayasannya. Setelah bunda Anchy pulang, tak lama kami pun pulang meninggalkan rumah mas wa’one namun sebelumnya kami shalat isya terlebih dahulu.
Acara bakara party di rumah mas wa’one adalah acara bakara party terakhir pada tahun 2011. Mudah-mudahan ada acara bakara party lagi di akhir tahun 2012 ini. Amien…

“KPI 011 DENGAN SEGALA SEMINAR YANG DI IKUTI BERSAMA”
Teringat saat-saat dimana kami, KPI 011 mengikuti acara seminar atau semacamnya bersama-sama. Mulai dari ngobroling kampus (telkomsel) di Auditorium kampus, acara kewirausahaan di Baruga UNHAS, sampai acara dialog yang di adakan oleh KPI itu sendiri. Bahkan saat seminar kewirausahaan di UNHAS salah satu teman kami mendapat door prize dari salah satu pemateri. Ia mendapat 100 buah alk qur’an, subhanallah. Beruntunglah Syamsul yang saat itu mendapatkan frezeki dari Allah. Ada pula seminar kewirausahaan yang teman-teman ikuti bersama di hotel Clarion kendati fha tak ikut, namun pastilah asyik  jika sama-sama mengikuti kegiatan seminar dengan teman-teman seruangan.
Kendati hujan-hujan saat pulang dari Baruga UNHAS, namun kebersamaan mencari ilmu dan pengalaman dalam bentuk seminar itu terasa indah di hati. Sekarang… kadang teringat dan bertanya, kapan lagi kami sama-sama berkumpul dalam suatu seminar atau semacamnya. Indah rasanya saat kami sama-sama mencari ilmu.
Hari itu pula untuk pertama kalinya fha menginjakkan kaki di M-Toz, fha di ajak sama uny untuk baca buku ‘gratis’ katanya, ternyata kami ke toko buku, gramedia, hahaha benar saja, gratis membaca asal tidak membaca sambil duduk, seolah-olah kami mau beli bukunya saja.

“JADI PAGER AYU SEHARI…”
Malam jum’at itu, HP fha berdering, ada panggilan masuk dari ‘KPI Nirwan’. Dia minta tolong untuk membantu bunda Anchy, dia menanyakan apakah fha bisa jadi pager ayu bersama teman-teman yang lain dalam acara pernikahan kelurga bunda Anchy, besok? Fha tidak mengiyakan dan tidak juga menolak, fha hanya bilang kalau uny ikut, fha juga ikut(coz uny yang bonceng fha). Langsung saja setelah terima telepon dari wahyu, fha langsung sms uny menanyakan seputar acara esok dan uny pun menyampaikan apa yang harus dibawa.
Keesokan hari, fha berangkat bersama uny menuju rumah bunda Anchy sekitar pukul 08.00. Sesampainya disana, kami langsung disuruh bergegas dandan dan mengganti pakaian (baju bodo), maklum kami agak telat datang. Tapi ada yang lebih telat dari kami, yaitu yang paling jauh rumahnya, mas wa’one. Lain dengan eka dan vivi yang saat itu usai berdandan, fha dan uny saat itu sibuk dengan dandanan kami, saat itu ummi bak ibu rias, ia mengarahkan dandanan kami, bahkan ia ikut andil mengolesi make up ke wajah uny. Elsa tak kalah sibuk, ia juga memperbaiki dandanan uny. Saat itu memang uny yang paling lama dandannya. Tak lama achy datang. Kendati terlambat, achy telah siap dengan dandanannya.
Setelah kami selesai berdandan dan memakai atribut pager ayu, kami bergegas memasuki mobil yang sudah terparkir di depan rumah bunda. Kami menelusuru jalan raya yang ramai hingga jalan sempit yang tak kalah ramainya dengan pemadangan kanan kiri sayur dan aneka barang jualan yang lain, nyaris kami tak dapat keluar dari tempat itu, bagaimana tidak, dari arah ddepan becak lalu lalang sedang kami melaju menelusuri jalan itu. Namun, akhirnya kami sampai jua di tempat tujuan, Almarkas…
Sampai disana kami menuju tempat walimah, disana sudah ada uchuf dan ammar yang menunggu kami, coz mereka belum pakai atribut pager ayu. Ketika acara akad nikah akan mulai, kami membawa barang bawaan mempelai pria, menunggu acara akan nikah beres, kami sudah siap di tempat walimah untuk menyambut kedua mempelai dan keluarnganya datang serta menyambut para tamu yang berdatangan silih berganti.
Senangnya kami disana karena berjumpa dengan dosen-dosen fakultas dakwah dan komunikasi, bahkan kami sempat berfoto-foto dengan mereka. Kendati kami tak sempat berfoto dengan ibu dekan, tetapi kami sempat berfoto dengan ibu nashriah, pak mustari dan pak arifuddin tike. Kami juga berjumpa dengan ibu aisyah. Dan kami juga mendapatkan tanda terima kasih berupa bros.
Jadi pager ayu ternyata cape, tapi kelihat ayu karena keramahannya(benar begitu???). saat mentari sedang teriknya, kami merasa lapar, sampai-sampai kami mengsms bunda anchy, mengabarkan kelaparan kami ini. Selesai makan, kami pun istirahat dari pekerjaan kami, kami pun berfoto ria dan akhirnya pulang juga. Saat di perjalanan pulang ada kejadian yang masing-masing dari kami saat membaca memory ini ungkin akan teringat dengan sendirinya.hehe
Beberapa hari setelah acara pernikahan itu, kami mendapat honor dari bunda anchy, alhamdulillah ya….
Selalu ada kesabaran dan kesyukuran dalam segala urusan dan langkah ini.


“kala hujan menghentikan langkah kita”
Rabu sore saat itu, ketika kami pulang dari rumah salah satu dosen kami untuk mengumpulkan tugas kami, di tengah perjalanan tiba-tiba hujan mengguyur kami yang tengah berada di kendaraan roda dua itu. Kami langsung saja mencari tempat berteduh yang aman dan nyaman. Saat itu tisu fha habis oleh darah yang terus menetes dari hidung mas soppeng, dengan kostum imam yang baru pulang dari mesjid itu, tak sekuat kelihatannya, ia saat itu kelihatan layu, ech loyo.
Tempat itu menjadi kenangan, entah itu kenangan fha yang sedang sakit tak lagi merasa sakit walau kehujanan atau kenangan yang lain, wallohu ‘alam…

“Masa-Masa PIBA …”
Di awali dengan bahasa Inggris pada semester satu, sekitar bulan oktoberan kami mulai pikhi bahasa inggris ini. Ya, kami dibimbing oleh ka’ Najdah Thalib yang cantik rupawan.
Saat-saat pikhi bahasa adalah saat dimana penat dan keluh kesah aktifitas perkuliahan terobati. Karena saat pikhi kami selalu riang penuh canda dan tawa. Saat mengisi kertas lembaran soal yang dilaksanakan setiap hari kamis, kami selalu kerjasama mengerjakan soal itu, kendati dilarang bekerjasama, kami tetap kekeh mengerjakan bersama, tapi kadang hanya satu orang yang berpikir jawabannya dan kami hanya mengikutinya.
Teringat saat kami dihukum karena kesiangan, teringat pula disaat kami disuruh membuat yel-yel, kpi girl saat itu is the best dech, kpi man, and…(kenyataan), rasanya lucu sekali kami membawakan yel-yel itu dengan gerakan pula, begini bunyinya:
We are family
We are family
Leadies cute and sweety,
You and me forever together…
Ada kenangan, ada canda dan tawa serta ada asa yang berbuah. Tak ketinggalan ada fotret yang tersimpan dalam album kenangan KPI 011.
Semester selanjutnya adalah pikhi bahasa Arab, kendati bahasa Arab ini sulit bagi kami, namun tak menjadikan kami takut mempelajarinya. Justru kami lebih heboh dari sebelumnya saat kami belajar bahasa Arab ini. Karena pembimbing kami “pak zulkifli” menyajikannya dengan istimewa.
Pikhi bahasa Arab ini tak ubahnya pikhi bahasa Inggris, bagi fha adalah tempat dimana penat saat perkuliahan lenyap dan menghibur pikiran dan hati yang tertuju pada aktifitas kuliah.
Tempat kami belajar bahasa Arab ini biasanya di gazebo audit, tak jarang saat kami tengah belajar, hujan turun dengan diiringi bunyi petir sana-sini. Namun kami tak menghentikannya.
Yang paling cepat ditangkap oleh teman-teman adalah kata “tubanun dan shodriyyah” hmmph, klo yang gitu cepat semua tangkap ya???
Dari pikhi bahasa Arab ini, kami sempat jalan-jalan ke tempat tinggal pak zulkifli, saat itu sedang berlangsung pertandingan sepak bola anak-anak dan sebagian dari kami sekalian ikut nimbrung jadi penonton, termasukk fha dan Warny. Kami juga menikmati jajanan yang ada disana, mulai dari siomay sampai es krim jajanan anak-anak.

” Je’ne Ponto”
Senin sore itu kami berangkat menuju kampung salah satu teman kami, melewati Limbung dan Takalar. Yupz, kampungnya Aidil,  Jene Ponto.
Saat itu yang berangkat kesana hanya sebagian dari kpi 011, diantaranya: ivank, uchuf, wahyu, wawan, uny, warny, vivi, ekha, ira, nuzul and fha. Dan Aidil saat itu sudah berangkat duluan.
Kami berangkat ke Je’ne Ponto dalam rangka menghadiri pernikahan kakaknya Aidil. Kami sama sekali tidak mengetahui rumah Aidil dimana, kami saat itu di jemput oleh Aidil dekat daerah yang ada patung kudanya.
Sesampainya di rumah Aidil, ternyata kedua mempelai tak ada disana, mereka sudah berada di rumah sang mempelai wanita. Tak heran, kami datang saat mentari tak lagi bersinar, yupz ‘malammi kodong’, sekitar jam 9 kami sampai di rumah Aidil dan setelah dipersilahkan masuk, kami di suguhkan dengan berbagai macam makanan, selanjutnya kami dipersilahkan menyantap hidangan makan malam, mamamia lezatos, perut pun kekenyangan dengan segala macam makanan yang masuk.
Setelah kami merasa kenyang dan lelah, kami pun beranjak ketempat istirahat yang telah disiapkan, bobo-lah kami. Mungkin yang ikut ke jene ponto akan ingat bagaimana ia tidur saat itu, he^_~
Sangat mengsport jantung saat pulang menuju samata, bagaimana tidak, saat berangkat mulai jam setengah lima sore sampai jam Sembilan malam, dan saat pulang, kami berangkat dari jam setengah enam, pada jam delapan kami semua sudah ada di daerah samata, bahkan fha saat itu langsung ke kampus karena kami masuk jam 8 mata kuliah psikologi dakwah dan fha saat itu ditunjuk membawakan kultum. Sungguh terlalau,,, sesuatu banget.
Makasih aidil, mengenalkan kami kota jeneponto.

“Yang Satu Persatu Gugur Di Medan Jihad”
Awal mula kami berada di lingkungan KPI 2011, personilnya berjumlah 42 orang, namun semakin kesinim makin berkurang personilnya. Dan mudah-mudahan tak ada lagi yang berkurang.
Di permulaan semester I, saat kami berjumlah 42 orang, pada saat itu pula ada salah satu teman kami yang sejak awal tak aktif mengikuti perkuliahan. Ternyata ia memang tak berniat melanjutkan perjuanganny di KPI, dikarenakan ia tlah lulus dan mengambil jurusan lain yang entah itu di UIN Alauddin atau universitas yang lain, yang jelasnyan ia tak aktif sejak awal, ia adalah FEBRYANSYAH.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa kami ada di tengah semester awal pada bangku perkuliahan. Rintangan tak semakin surut, namun ia semakin menjadi-jadi. Diantara kami yang tersisa 41 orang, ternyata harus kembali berkurang dengan berhentinya perjuangan WAHYUDI, ARIFIN, GUNAWAN, AGUS SALIM  dan SUPARTO, hingga kami akhirnya menyelesaikan semester pertama ini dengan personil yang tersisa 37 orang.
Awal semester dua, RAMLI dan HIKMAH masih berjuang bersama kami, namun RAMLI tak lama bersama kami, ia begitu cepat berhenti. Tak lama, di akhir semester dua ini, HIKMAH aliaz IIM or IMHA pun terhenti langkah perjuangannya. Kendati ia tlah membayar SPP semester yang akan datang aliaz semester tiga, namun ia harus menghentikan perjuangannya di KPI dikarenakan harus kembali pulang ke tempat kelahirannya, Palu. Kami juga harus berpisah sementara waktu dengan salah satu teman kami yang sangat fha suka gaya rambutnya, tak lain adalah kanda AMMAR. Ia mengambil cuti di semester tiga ini, sehingga personil KPI 011 pada semester tiga ini kembali berkurang menjadi 33 orang.
Yang terkenang dari seorang WAHYUDI, ARIFIN dan RAMLI adalah, kelihatannya ia selalu ceria, walau tak taulah bagaimana keadaannya sebenarnya.mereka adalah  tiga sekawan yang selalu bersama-sama saat perkuliahan berlangsung maupun di luar perkuliahan, bahkan mereka satu atap tempat tinggal di makassar. Suwandi pun adalah orang yang selalu bersama-sama dengan mereka, mungkin ia akan mengenang lebih dalam dibanding kita semua. Gaya bahasa RAMLI selalu beda dengan yang lain, teringat saat diskusi bahasa Indonesia yang kebetulan saat itu ia menjadi moderator diskusi makalah kami kelompok pertama, bagaimana bahasa dan kalimat-kalimat yang ia gunakan, bagaimana ia membuat kami tertawa dengan pernyataan atau bahasa yang ia gunakan, namun tak jarang ia aktif bertanya dan memberikan argumen atau persepsinya tentang apa yang di diskusikan. Semangatnya saat itu patut fha acungi jempol, karena fha sendiri belum mampu sepertinya.
Yang terkenang dari seorang IMHA, adalah keceriaan yang selalu ia tunjukkan, suaranya, tingkah lakunya, dan semua yang tak dapat disebutkan satu persatu. Saat ia memutuskan berhenti dari perjuangannya di KPI, fha tringat saat dimana bunda Tanti mengatakan bahwa suara IMHA cocok dengan suara standarisasi penyiar. Sangat disayangkan jika fha ada diposisi IMHA jika fha menghentikan ini kendati tak pengen-pengen banget jadi penyiar. Setidaknya ada modal dalam pendekatan jurusan.
Mereka yang tak bersama-sama lagi tuk mengarungi perjuangan perkuliahan
di KPI 011 ini, semoga ada dalam lindungan Allah swt selalu dan tetap mengingat dan di ingat oleh kami yang masih bersama-sama BERJUANG. Amien,

“Kala Sakit Melandanya….”
Semester dua ini, beberapa minggu mereka tak bersama-sama kami berjuang di kampus tercinta UIN Alauddin. Bukan karena malas, atau ada acara keluarga yangg biasa membuat seseorang absen kuliah, tapi karena daya dan upaya mereka yang tak memungkinkan bagi mereka untuk ada ditengah-tengah kami saat itu.
Ya, Dahlia Dewi Bayu aliaz DDB (temannya DBD^_~) yang biasa juga dipanggil Lhia dan Ilham Maulana NS aliaz Ilo yang katanya bisa dipanggil Ilham, ilo, mau, lana dan  maulana. Kedua teman kami ini tengah terbaring sakit ketika kami sibuk dengan segala aktivitas perkuliahan dan pikhi bahasa Arab.
Lhia tidak masuk perkuliahan sekitar 2 pekan, ia terserang gejala tipus+maag yang dideritanya kambuh. Sementara Ilo, ia di rawat di rumah sakit karena penyakit yang beda tipis. Aga itu? Ya, kalau lhia gejalanya, Ilo tipus “memang tong.” Ilo dirawat sekitar sepekan, namun masa pemulihannya yang membuatnya tak mengikuti perkuliahan kurang lebih satu bulan lamanya. Fha pun pernah merasakan apa yang mereka rasakan, jadi fha mengerti betul bagaimana rasanya jika berada diposisi mereka.
Dalam sakit pun ada sabar dan rasa syukur yang senantiasa menemani hari-hari sakit itu. Jika lhia dan ilo membayangkan kembali masa itu, mungkin akan mereka dapati hikmah-hikmahnya, begitupun dengan sabar dan syukur yang senantiasa mengiringinya (bukan begitu lhia, ilo?).
Maaf kami ucapkan pada lhia karena tak sempat menjenguknya, walau mungkin ada thahara, thahira dan ka’ khairil yang menjenguk. Bukan kami tak ingin, tapi kami tak bisa(karena tak di izinkan sang pemilik rumah^_~), tapi kami memaklumi hal itu, karena rumahnya sedang di renofasi.
Untuk Ilo, yang saat itu terbaring di rumah sakit, kami sangat prihatin melihat kondisi Ilo yang semakin kurus, seperti tak makan berbulan-bulan(lebay, berlebihan dech). Kendati hujan gerimis membasahi kami, tak mengurangi semangat kami ingin melihat dan mendo’akan Ilo yang sedang sakit ini. Dan setelah kami sampai di rumah sakit, kami langsung mencari tempat dimana Ilo di rawat,, dan akhirnya kami menemukannya. Disana telah ada ibunda, ayahanda dan kakanda Ilo yang menyambut kami dengan ramah, kami juga disuguhi makanan(sebenarnya yang sakit siapa ya?ko kami yang makan-makan???maaf ya Ilo, cz kamu saat itu nda mungkin makan makanan itu, lagi sakit kan?!), bahkan saat itu wahyu memotret keadaan Ilo yang ada di kasur salah satu kamar rumah sakit dan meng-uploadnya di FB group KPI.
Bagi Fha khususnya, bagi Lhia dan Ilo juga bagi kita semua anak KPI, jadikanlah sakit kita pelajaran. Pelajaran untuk semakin meningkatkan kesabaran dan kesyukuran kita kepada sang Pencipta. Segala yang datang dan pergi menghampiri langkah kita, semuanya datang dan kembali padaNya. So, yakin dan percayalah selalu ada hikmah dan jalannya masing-masing.

“Soppeng oh Soppeng”
Sabtu, 07 Juli 2012. Di tanggal kelahiran fha itu, kami sebagian anak KPI 011 berangkat ke kampung salah satu teman kami.
Sabtu pagi, kami berkumpul di gerbang perumahan samata permai. Jalan menuju rumah Vivi dan Uny. Pagi itu, sekitar pukul 07.00 kanda Ammar sudah ada di depan kos menjemput fha, memang kanda satu ini selalu tepat waktu kalau datang menjemput. Fha dan Ammar singgah di ruamah Uny untuk menunggu teman-teman yang lain, dan baru berangkat ke gerbang perumahan setelah teman-teman ada semua di tempat.
Setelah kami berkumpul di gerbang perumahan, kami tak langsung berangkat ke Soppeng sesuai rencana awal(berangkat pukul 07.00). kamki harus menunggu pemeran ‘Andi Saodah’ di drama ‘Cintaku di Kampus Hijau’ pada mata kuliah TPR untuk Konperensi Pers. Ya, siapa lagi kalau bukan Ummi Sa’adah Darmawan. Kami juga sarapan bersama selagi menunggu Wawan menjemput Ummi yang katanya saat itu baru bangun tidur(gubrag, jamber saat itu???). dan setelah semua personil yang akan berangkat kumpul, kami pun langsung meluncur, berangkat menuju Soppeng.
Kami berangkat ke Soppeng dengan 5 kendaraan roda dua alias motor yang keseluruhan personil yang ikut ada 10 orang, diantaranya; mas wa’one, Ummi, Uchuf, Warni, Kanda Ammar, Vivi, Wahyu, Eka, Uny dan Fha.
Perjalanan menuju Soppeng tak seperti perjalanan dari Kampus II ke kampus 1, yang mungkin dapat ditempuh dengan waktu tak cukup 30 menit, jauh berlipat-lipat dari itu jaraknya. Ya, banyak liku-liku yang di lalui. Saat itu kami melalui jalan Camba untuk sampai ke Soppeng. Jauh memang, tapi menyenangkan. Kami mampir di mushala pertamina untuk shalat dzuhur kemudian kembali melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di pusat kota kelalawar itu, kami tetap melaju melewatinya, karena rumah mas wa’one ini masih jauh dari sana. Dan apa yang kami dapati saat kami memasuki lorong jalan yang menuju rumah mas wa’one? Air mengalir dari arah pinggir sungai dan air tergenang di kanan kiri jalan. Kami disuguhkan pemandangan banjir, bahkan kami melewati jalanan yang banjir itu. Saat sampai di rumah mas wa’one, ternyata jalan masuk rumahnya, banjir menghentikan langkah motor yang kami kendarai. Ya, motor-motor itu harus di simpan di jalanan, karena tidak memungkinkan untuk dibawa ke halaman rumah mas wa’one. Ya sudahlah, seperti yang dibahasakan wahyu di slide yang diputar saat Bina Akrab 2012, kami di sambut karpet basah aliaz banjir. Kami langsung saja berubah, bukan berubah jadi superman atau powerengger. Tapi kami berubah gaya mungkin ya, celana kami di gulung dan sepatu kami, kami jing-jing. Kami melewati daerah banjir itu hingga akhirnya sampai di rumah mas wa’one. Kenangan yang tak kan terlupakan, disambut karpet basah. Malam itu kami lalui, kami nikmati apa yang terjadi hari itu mulai dari langkah keberangkatan kami sampai karpet basah yang menyambut kami.
Bulan tergantikan oleh mentari, alhamdulilllah banjir akhirnya surut juga. Motor-motor yang disimpan di jalan dipindahkan kedepan halaman rumah mas wa’one. Hari ini(Ahad), kami merencanakan untuk berkunjung ke pemadian air panas, Lejja’. Namun sebelum kami berangkat ke lejja’, para cewe imut KPI ini membantu mengolah kue(pelajaran baru lagi bagi kami).  Hampir saja lupa, tujuan kami dating ke Soppeng adalah untuk menghadiri acara aqiqah keponakan mas wa’one, makannya kami ikut membantu bikin kue, tentu saja tidak hanya kami yang membantu, namun hamper semua warga membantu(itulah enaknya tinggal di desa, masih kental rasa gotong royongnya).
Setelah kami selesai bantu buat kue, kira-kira jam 2 siang kami berangkat menuju Lejja’. Ternyata jauh juga, tak seperti perkiraan. Jalanan yang dilaklui juga lumayan ekstrim, ada satu jalan yang betul-betul menanjak, saat itulah motor yang fha naiki yang dijalankan oleh Uny mati mesinnya pada saat tanjakan, cemas dan khawatir motor akan mundur. Ya, deg-degan tapi sudah berlalu, pengalaman.
Sesampainya di Lejja’, kami memarkir motor dan langsung meluncur menuju tempat pemandian air panas. Sebagian dari kami saat sampai di tempat tujuan langsung mencari tempat shalat, yupz mushala. Akhirnya dapat juga di tempat yang paling tinggi di kawasan pemandiaan(Alhamdulillah lega juga sudah menunaikan kewajiban). Setelah itu, langsung menuju tempat pemandian, kolam yang tak terlalu besar. Ya, kami memilih tempayt yang hanya dapat dinikmati oleh kami sepuasnya, kamki tidak bergabung di kolam pusat alias kolam yang umum. Tapi ujung-ujungnya kami juga ke kolam yang umum itu.
Tentu saja kami tak ingin melewatkan moment ini, kami mengabadikannya lewat media camera, bahkan menjadi memori yang di pertontonkan kepada junior kami di kampus(bangganya^_~).
Setelah merasa cukup bersenang-senang maen air dan mentari pun semakin lenyap, kami memutuskan untuk kembali ke rumah mas wa’one. Tapi sebelum itu, kami juga mencari hadiah untuk dede bayi dulu di pasar kota Soppeng dan kami juga maem malam dulu di tempat langganan mas wa’one jajan di Soppeng. Saat perjalanan pulang setelah maem, bahkan hampir sampai rumah mas wa’one, fha dan uny mengalami sedikit kecelakaan. Yupz, jatuh dari motor. Lagi-lagi sabar dan syukur yang tak dapat dipisahkan muncul.
Sesampainya di rumah mas wa’one, kami membersihkan diri dan sebagian kamik bergegas tidur, maklum cape’. Tapi sebagian dari kami juga ada yang tak ada capenya, melanjutkan aktivitas dengan nonton dan maen kartu.
Keesokan hari, acara aqiqah. Semu aorang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Saat itu kanda Ammar menjadi salah satu yang membacakan ‘barazanji’. Ada haru yang terpancar dari setiap orang yang ada saat itu. Konon, sudah sejak lama kelahiran dede bayi ini dinanti-nanti. Tak heran jika semua mata berkaca-kaca menyaksikan acara barazansi itu.
Tiba saatnya kami untuk bergegas pulang ke Makassar dan gowa, samata. Sebelum pulang kami berfose bersama dede bayi, tak lupa pula kami pamit sama nyokap dan bokap mas wa’one(itu panggilan mas wa’one ke orang tuanya katanya. Benarkah?percaya gak percaya sich, tapi like aza^_~).
Terimakasih kami ucapkan kepada mas wa’one dan segenap keluarga besar serta warga kampungnya yang telah menerima kami di rumah dan kampungnya serta menyabut kami dengan penuh keramahan. Maaf juga sudah merepotkan.^_~
Kami pulang tak lagi melewati jalan Camba, namun kami mengambil jalan Bulu Dua. Subhanalloh, saat kami memasuki kawasan Bulu Dua, kami dapati kekuasaan SangPencipta yang tak dapat ditandingi oleh makhluk manapun. Kami juga singgah ke rumah tantenya kanda Ammar untuk shalat maghrib selagi menunggu ban motor uny yang bocor tak jauh dari rumah tante kanda Ammar. Setelah itu kami melanjutkan perjalan hingga akhirnya sekitar pukul 21.30an klami sampai ke rumah masing-masing, kecuali Ummi dan Vivi yang pulang naik mobil, kira-kira sekitar pukul 23.30an mereka baru sampai di Minasaupa. Yang jelas Alhamdulillah kami semua pulang dengan selamat.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar