“BAKSO LIMBUNG”
Rabu pagi seusai kuliah bahasa
Inggris, KPI 011 sibuk merencanakan keberangkatan menuju rumah salah seorang
teman yang terkenal dengan hidung peseknya, nyupz..semua sibuk siap-siap ke
rumah asmawarni atau sering di sapa ‘warny’ or ‘danggo’.
Saat itu memang adalah hari pertama
kuliah kembali setelah libur idul adha, sehingga perkuliahan kurang efektif,
sehingga kami berinisiatif untuk berkunjung ke rumah salah satu teman, dan
ternyata warny mengundang kami untuk makan bakso di rumahnya(maklum, daging
kurbannya buanyak), hingga kami kebagian jatah juga(Alhamdulillah).
Untuk pertama kalinya seorang fha
menginjak tanah limbung, mungkin demikian halnya dengan yang bonceng fha,
sampai-sampai karena ingin cepat sampai mungkin, fha dan uny kesasar pas
dualuan berangkat di jalan masuk home warny saat kami mengikuti kacenya warny,
kami kehilangan jejak. Nyaris kami hilang dari rombongan, tapi kami melihat
teman-teman yang lain dan akhirnya kami kembali bergabung dengan rombongan dan
sama-sama sampai di rumah
warny.
Sesampainya di rumah nenk pesek,
kami istirahat sejenak dan sebagian dari kami melaksanakan kewajibannya sebagai
muslim sejati(shalat), tak lama kami dipersilahkan menyantap bakso yang telah
disiapkan, dengan lahap kami menghabisi makanan yang ada di depan mata hingga
perut yang mulanya merengek ingin diisi merasakan cukup dengan apa yang telah
dilahap.
Tak usai sampai situ, setelah
beberapa waktu selesai makan bakso, tak lama kami disuguhkan pisang goreng dan
kopi serta teh, ah..rasanya kami sangat dimanjakan dengan semua
suguhannya(perut kenyak, Alhamdu..lillah). sebagian teman-teman kumpul di teras
rumah ngobrol-ngobrol, entah ngerumpi atau ngegosip(wallohu ‘alam), ada yang
sambil merokok pula. Tapi tetap sadar kamera jika ada bang wahyu yang slalu
stand by memotret teman-teman.
Setelah semua makanan
habis disantap, kami pun siap-siap pulang, terlebih hari sudah sore.Namun kami
shalat ashar terlebih dahulu.
Di
perjalan pulang, kami singgah makan ice krim yang di jual di pinggir jalan,
seolah-olah perut kami ini tak berhenti kenyang, karena seharian itu banyak
yang masuk ke dalam perut kami.
Kami
pun pulang lewat lapangan Syeckh Yusuf menuju rumah or kos masing-masing.
Jazakumullahu
khaeran katsiran for warny atas undangannya untuk menikmati ‘bakso limbung’
buatan keluarga. Kami tunggu undangan selanjutnya,hehehe
“SYUKURAN HOME
BARU SYAMSUL”
Malam
itu yang menghadiri syukuran rumah baru Syamsul hanya beberapa orang perwakilan
saja(berhubung malam acaranya), saat itu yang hadir di lokasi adalah fha_cute,
uny, uchuf, wahyu, ivank, wawan dan fadhlan(nyusul).
Sesampainya
di rumah Syamsul, fha dan uny kena omelan nenek yang tinggal di sampingrumah
Syamsul dengan bahasa yang kami tidak mengerti, kami sempat kaget pula, namun
tak lama. Sebelum acara dii mulai, kami menyantap balado dan tenteng yang fha bawa,
because kami lapar sih, sampe-sampe itu balado dihabisi oleh uchuf dan tenteng
yang menurut fha manis luar biasa di habisi beberapa biji oleh wahyu(kelihatan
sekali mereka berdua lapar).
Tak
lama acara syukuran di mulai, satu persatu tamu berdatangan.Ada pula ibu-ibu
yang membawa makanan untuk disajikan dalam acara itu. Layaknya tuan rumah, fha
dan uny menyuguhkan makanan kepada setiap tamu yang berdatangan.
Setelah
acara syukuran oleh ustadz usai, tamu masih silih berganti dating. Malam
semakin larut dan perut semakin keroncongan. Dan akhirnya kami memutuskan untuk
makan terlebih dahulu sebelum back to home. Ivank pun ke luar membeli makanan
berat.
Selagi
menunggu makanan dating, kami mengobrol. Tiba-tiba uchuf anggat bicara, ia
mengatakan bahwa daerah hertasning kalau larut malam itu bahaya, banyak palak
dan sebagainya(membuat kami takut pulang saja), mendengar perkataan uchuf,
wahyu dan wawan tak ingin pulang, mereka berniat nginap, bahkan wawan bilang
dia lebih baik pulang ke Soppeng saja malam itu(wahyu dan wawan menampakkan
rasa takutnya, tak sebanding dengan bodinya). Uny yang bawa motor sendiri juga
merasa resah dengan apa yang diceritakan uchuf, ia juga merasa takut, apalah
lagi fha yang diboncengnya, memang dua orang cewe ini, siapa suruh ikut? Tapi
saat itu masih terasa indah.
Lama
menunggu ivank, akhirnya ia datang juga dengan kantong kresek yang dibawanya.
Wow ayam krispi, kami langsung saja melahap makanan itu, walau dengan kondisi
ngantuk, kami menghabisi juga ayam
krispi itu karena kami lapar saat itu.
Selesai
makan kami pun bergegas pulang, karena jam menunjukkan pukul 23.00, sepanjang
perjalanan kami berdo’a mudah-mudahan tak terjadi apa-apa terutama di jalan
hertasning dan akhirnya kami pun sampai dengan selamat ke kos masing-masing. Saat
itu Wahyu masih diboncen sama Ivank dan Ivank pun saat itu harus mengantar
Wahyu dan kemudian pulan kembali ke Barukan, Uny juga saat itu tidak pulang ke
rumahnya, berhubung malam sudah sangat larut, Uny meninap di kos fha. Ya,
Alhamdulillah kami selamat sampai tujuan alias kos-kos kami atau rumah kami.
“IKAN BAKAR
PARTY IN BARUKANG”
Setelah
Limbung, Barukang adalah tempat selanjutnya bagi anak KPI 011 untuk mengadakan
acara, tepatnya di rumah Ivank kami melangsungkan prosesi bakar ikan-ikan(apaan
prosesi, kaya pernikahan aza). Ya, acara ini sudah direncanakan jauh-jauh hari
dan kami laksanakan seusai perkuliahan pula.Ivank sudah mempersiapkan segalanya
khusus untuk acara bakar ikan ini.
Ini
adalah pertama kalinya bagi fha menginjak Barukang, tepatnya rumah Ivank. Bukan
hanya fha, mungkin teman-teman juga baru kali itu menginjakkan kakinya di rumah
ivank yang konon katanya ia ambil andil hingga berdirilah rumahnya itu.
Kami
melewati banyak jalan baru bagi kami, kami juga menyelusuri pinggiran sungai yang
airnya tak lagi indah.Namun sejauh perjalanan kami itu, akhirnya kami tiba
dengan selamat. Senang rasanya karena hampir atau mungkin semua anak KPI 011
hadir dalam satu tempat, Barukang…
Sesampainya
di rumah ivank kami tak langsung menyantap ikan bakar, ya..tentu saja ada
proses untuk memakannya, kami harus menyiapkan segala sesuatunya. Sementara
menunggu ikan bakar, teman-teman yang lain ada yang nonton tv(pertandingan
sepak bola), ada yang menyiapkan ‘cobe-cobe’ dan ada yang shalat.
Tim
pembakar ikan sangat bersemangat, dianytaranya ada iccang cilik, arnol dan
fadhil serta teman-teman yang lain. Sementara itu di dapur tim ‘cobe-cobe’ pun
tak kalah semangatnya, tentunya tim ‘cobe-cobe’ ini dilakonin oleh para
cewe-cewe manisnya KPI(narsis).
Setelah
semuanya siap, kami pun berkumpul dan langsung menyantap ikan bakar itu,
tentunya ditemani nasi pula. Tapi sayang, salah satu dari kami tidak makan
ikan, jadi ia sendirian tak ikut menikmati ikan yang menggiurkan itu. Benar,
maaf untuk uchuf yang tak dapat menikmati makanan yang ada. Fha lupa apa yang
uchuf makan saat itu?mungkin ia tak ikut makan.
Serangkaian
acara bakar-bakar ikan pun usai, sebagaian yang lain pulang dan tersisa
beberapa orang diantaranya fha, uny, vivi, ammar, fadhil, wahyu dan ???(lupa,
antara aidil or wawan atau ilham?ah lupa, atau hanya itu?). kami harus menunggu
tuan rumah, karena ia mengantar fatma pulang ke Pa’cinongan. Lama kami
menunggu, sampai-sampai fha ngantuk. Tapi tak lama ivank pun tiba dan kami
akhirnya dapat pulang sekitar jam 8an malam.
Acara
bakar-bakar ikan ini mudah-mudahan bukan yang terakhir kalinya, tapi akan ada
bakar-bakar ikan selanjutnya… fha tunggu ya, KPI.hehehe
“BAKARA PARTY
SEASON I (MACANDA)”
Musim
bakara aliaz sukun telah tiba. Salah satu teman kami adalah penikmat bakara,
dikarenakan di kampungnya terdapat banyak bakara, dengan kata lain kampungnya
adalah penghasil bakara(begitu kah?).
Awalnya,
bakara party ini akan dilaksanakan di rumah teman kami yang doyan makan bakara.
Tapi karena suatu dan lain hal, acara bakara party ini kami langsungkan di
rumah Eka Wahyuni Azis. Yups, Eka setuju aza dan welcome atas rencana itu.
Benar
saja, sesampainya di rumah Eka, kami disambut baik oleh keluarganya. Kami bak
penghuni rumah, langsung saja menujuu dapur mengolah bakara itu(karena tak enak
dengan mamahnya Eka yang sudah stand by mengolah bakara). Silih berganti kami
memasak dan mengupas bakara, sebagian yang lain menyiapkan cobe-cobe yang
dipimpin oleh Dahlia Dewi Bayu. Cobe-cobenya super pedas seperti dibuat oleh orang
yang patah hati saja.
Sementara
menunggu bakara sedia, kami menyantap buah nangka yang disediakan tuan rumah.
Dan saat bakara telah siap dilahap, kami pun berkumpul di ruang makan rumah Eka
dan menyantap habis bakara tersebut.Tak usai sampai situ, setelah bakara habis,
kami di manjakan dengan bubur kacang yang disuguhkan.Wah, benar-benar rezeki
nomplok nich, perut kenyang.Ya, maksih Eka dan keluarga.
Acara
bakara party ini menjadi awal acara bakara untuk selanjutnya…
Tapi
kami minta maaf kepada elsa yang saat itu masih kesakitan pasca kecelakaan
motornya, sedang kami mengadakan acara bakara party.
But..seusai
acara bakara, kami menuju rumah elsa. Tentunya untuk melihat keadaannya sembari
ingin mendo’akan agar ia lekang sembuh. Kendati kami berangkat ditemani hujan,
tak menjadikan niat kami pupus untuk menjenguk teman kami itu. Dan sekali lagi
maaf, kami meninggalkan fatma dan thahara yang saat itu jatuh dari motor saat
menuju ke rumah elsa, sehingga mereka tak jadi berangkat kerumah elsa.
“BAKARA PARTY SEASON
II (HOME AIDIL)”
Musim
bakara belum usai.Untuk kedua kalinya kami mengadakan acara bakara party. Kali
ini yang jadi sasaran adalah rumah teman kami asal Jene’ponto, bukan si jago
pantun Ilham, tapi si murah senyum Aidil(benarkan begitu?).
Acara
bakara party kali ini tak hanya dihadiri oleh anak KPI 011, tetapi kami
mengundang dosen bahasa Inggris kami. Benar sekali, bunda Anchy. Saat itu
beliau tak sendiri, namun membawa dua orang mahasiswa jurusan ikom yang entah
siapa namanya, fha tak tahu.
Setelah
acara makan-makan bakara usai dan sebagian teman kami ada yang pulang duluan,
dan sebagian dari kami ada yang main games dan ada pula yang nonton film India
yang menyedihkan dan menggugah semangat serta kesyukuran, namun tak sepenuhnya
di tonton.Setelah itu, sebelum kami benar-benar meniunggalkan rumah Aidil, ada
kejadian yang menarik.Apa itu??? Nyanyi dangdut dan meniru gerakan tari yang
ada di vidio HP salah seorang teman, ketawa habis-habisan. Saat itu warny
menyanyikan salah satu lagu dangdut dan diikuti oleh teman yang lain, jadi
nyanyi bareng.
Akhirnya
setelah kami banyak tertawa, kami pun meninggal rumah Aidil..bakara party
season II pun usai. Namun bakara party tak berakhir sampai situ, masih ada satu
bakara party yang akan diulas…
(setelah
acara itu dan sampai di kos, kami menangis berdua… saat itu masih terasa
indah).
“BAKARA PARTY
SEASEN III (AGRARIA)”
Musim
bakara terasa panjang, bagaimana tidak, acara bakara party tak habis-habis. Ya,
kali ini yang jadi tuan rumah acara bakara party adalah salah satu teman kami
yang berasal dari kota kelalawar, Soppeng. Seorang pak imam di salah satu
mesjid yang ada di Agraria, siapa lagi kalau bukan mas Wa’one.
Kami
selalu mengadakan acara bakara party seusai kuliah, tak terkecuali acara bakara
party terakhir ini, kami pun mengadakannya seusai perkuliahan.
Sesampainya
di rumahh mas wa’one, kami langsung mengolah bakara yang akan di goreng dan
tentunya menggoreng silih berganti bakara tersebut supaya dapat dinikmati dan
masuk di perut. Lihat saja Eka yang begitu manisnya mengupas bakara, Syamsul
dan Fadhil pun tak kalah gesitnya mengupas bakara, mereka begitu serius.
Sementara yang lain ada yang nonton dan ada pula yang menyiapkan cobe-cobe,ada
juga yang asyik memotret segala aktivitas yang dilakukan teman-teman.uny dan warni pun tak kalah semangat menggoreng
bakara. Bahkan fadhlan dan Arnol pun tak ingin ketinggalan ikut andil dalam
menggoreng bakara.
Kami kembali mengundang bunda Anchy dalam acara bakara party
ini, berhubung rumah beliau tak jauh dari rumah mas wa’one. Bunda Anchy datang
setelah sebagian teman-teman pulang. Beliau datang dengan salah satu guru di
yayasannya. Setelah bunda Anchy pulang, tak lama kami pun pulang meninggalkan
rumah mas wa’one namun sebelumnya kami shalat isya terlebih dahulu.
Acara bakara party di rumah mas wa’one adalah acara bakara
party terakhir pada tahun 2011. Mudah-mudahan ada acara bakara party lagi di
akhir tahun 2012 ini. Amien…
“KPI 011 DENGAN SEGALA SEMINAR YANG DI IKUTI BERSAMA”
Teringat
saat-saat dimana kami, KPI 011 mengikuti acara seminar atau semacamnya
bersama-sama. Mulai dari ngobroling kampus (telkomsel) di Auditorium kampus,
acara kewirausahaan di Baruga UNHAS, sampai acara dialog yang di adakan oleh
KPI itu sendiri. Bahkan saat seminar kewirausahaan di UNHAS salah satu teman
kami mendapat door prize dari salah satu pemateri. Ia mendapat 100 buah alk
qur’an, subhanallah. Beruntunglah Syamsul yang saat itu mendapatkan frezeki
dari Allah. Ada pula seminar kewirausahaan yang teman-teman ikuti bersama di
hotel Clarion kendati fha tak ikut, namun pastilah asyik jika sama-sama mengikuti kegiatan seminar
dengan teman-teman seruangan.
Kendati
hujan-hujan saat pulang dari Baruga UNHAS, namun kebersamaan mencari ilmu dan
pengalaman dalam bentuk seminar itu terasa indah di hati.Sekarang… kadang
teringat dan bertanya, kapan lagi kami sama-sama berkumpul dalam suatu seminar
atau semacamnya.Indah rasanya saat kami sama-sama mencari ilmu.
Hari
itu pula untuk pertama kalinya fha menginjakkan kaki di M-Toz, fha di ajak sama
uny untuk baca buku ‘gratis’ katanya, ternyata kami ke toko buku,
gramedia,hahaha benar saja, gratis membaca asal tidak membaca sambil duduk,
seolah-olah kami mau beli bukunya saja.
“JADI PAGER AYU
SEHARI…”
Malam
jum’at itu, HP fha berdering, ada panggilan masuk dari ‘KPI Nirwan’. Dia minta
tolong untuk membantu bunda Anchy, dia menanyakan apakah fha bisa jadi pager
ayu bersama teman-teman yang lain dalam acara pernikahan kelurga bunda Anchy,
besok? Fha tidak mengiyakan dan tidak juga menolak, fha hanya bilang kalau uny
ikut, fha juga ikut(coz uny yang bonceng fha). Langsung saja setelah terima
telepon dari wahyu, fha langsung sms uny menanyakan seputar acara esok dan uny
pun menyampaikan apa yang harus dibawa.
Keesokan
hari, fha berangkat bersama uny menuju rumah bunda Anchy sekitar pukul 08.00.
Sesampainya disana, kami langsung disuruh bergegas dandan dan mengganti pakaian
(baju bodo), maklum kami agak telat datang. Tapi ada yang lebih telat dari
kami, yaitu yang paling jauh rumahnya, mas wa’one. Lain dengan eka dan vivi
yang saat itu usai berdandan, fha dan uny saat itu sibuk dengan dandanan kami,
saat itu ummi bak ibu rias, ia mengarahkan dandanan kami, bahkan ia ikut andil
mengolesi make up ke wajah uny. Elsa tak kalah sibuk, ia juga memperbaiki
dandanan uny. Saat itu memang uny yang paling lama dandannya.Tak lama achy
datang.Kendati terlambat, achy telah siap dengan dandanannya.
Setelah
kami selesai berdandan dan memakai atribut pager ayu, kami bergegas memasuki
mobil yang sudah terparkir di depan rumah bunda. Kami menelusuru jalan raya
yang ramai hingga jalan sempit yang tak kalah ramainya dengan pemadangan kanan
kiri sayur dan aneka barang jualan yang lain, nyaris kami tak dapat keluar dari
tempat itu, bagaimana tidak, dari arah ddepan becak lalu lalang sedang kami
melaju menelusuri jalan itu. Namun, akhirnya kami sampai jua di tempat tujuan,
Almarkas…
Sampai
disana kami menuju tempat walimah, disana sudah ada uchuf dan ammar yang
menunggu kami, coz mereka belum pakai atribut pager ayu. Ketika acara akad
nikah akan mulai, kami membawa barang bawaan mempelai pria, menunggu acara akan
nikah beres, kami sudah siap di tempat walimah untuk menyambut kedua mempelai
dan keluarnganya datang serta menyambut para tamu yang berdatangan silih
berganti.
Senangnya
kami disana karena berjumpa dengan dosen-dosen fakultas dakwah dan komunikasi,
bahkan kami sempat berfoto-foto dengan mereka.Kendati kami tak sempat berfoto
dengan ibu dekan, tetapi kami sempat berfoto dengan ibu nashriah, pak mustari
dan pak arifuddin tike.Kami juga berjumpa dengan ibu aisyah.Dan kami juga
mendapatkan tanda terima kasih berupa bros.
Jadi
pager ayu ternyata cape, tapi kelihat ayu karena keramahannya(benar begitu???).
saat mentari sedang teriknya, kami merasa lapar, sampai-sampai kami mengsms
bunda anchy, mengabarkan kelaparan kami ini. Selesai makan, kami pun istirahat
dari pekerjaan kami, kami pun berfoto ria dan akhirnya pulang juga. Saat di
perjalanan pulang ada kejadian yang masing-masing dari kami saat membaca memory
ini ungkin akan teringat dengan sendirinya.hehe
Beberapa
hari setelah acara pernikahan itu, kami mendapat honor dari bunda anchy,
alhamdulillah ya….
Selalu
ada kesabaran dan kesyukuran dalam segala urusan dan langkah ini.
“Masa-Masa PIBA …”
Di
awali dengan bahasa Inggris pada semester satu, sekitar bulan oktoberan kami
mulai pikhi bahasa inggris ini.Ya, kami dibimbing oleh ka’ Najdah Thalib yang
cantik rupawan.
Saat-saat
pikhi bahasa adalah saat dimana penat dan keluh kesah aktifitas perkuliahan
terobati.Karena saat pikhi kami selalu riang penuh canda dan tawa.Saat mengisi
kertas lembaran soal yang dilaksanakan setiap hari kamis, kami selalu kerjasama
mengerjakan soal itu, kendati dilarang bekerjasama, kami tetap kekeh
mengerjakan bersama, tapi kadang hanya satu orang yang berpikir jawabannya dan
kami hanya mengikutinya.
Teringat
saat kami dihukum karena kesiangan, teringat pula disaat kami disuruh membuat
yel-yel, kpi girl saat itu is the best dech, kpi man, and…(kenyataan), rasanya
lucu sekali kami membawakan yel-yel itu dengan gerakan pula, begini bunyinya:
We are family
We are family
Leadies cute and
sweety,
You and me
forever together…
Ada
kenangan, ada canda dan tawa serta ada asa yang berbuah.Tak ketinggalan ada
fotret yang tersimpan dalam album kenangan KPI 011.
Semester
selanjutnya adalah pikhi bahasa Arab, kendati bahasa Arab ini sulit bagi kami,
namun tak menjadikan kami takut mempelajarinya.Justru kami lebih heboh dari
sebelumnya saat kami belajar bahasa Arab ini.Karena pembimbing kami “pak
zulkifli” menyajikannya dengan istimewa.
Pikhi
bahasa Arab ini tak ubahnya pikhi bahasa Inggris, bagi fha adalah tempat dimana
penat saat perkuliahan lenyap dan menghibur pikiran dan hati yang tertuju pada
aktifitas kuliah.
Tempat
kami belajar bahasa Arab ini biasanya di gazebo audit, tak jarang saat kami
tengah belajar, hujan turun dengan diiringi bunyi petir sana-sini.Namun kami
tak menghentikannya.
Yang
paling cepat ditangkap oleh teman-teman adalah kata “tubanun dan
shodriyyah”hmmph,klo yang gitu cepat semua tangkap ya???
Dari
pikhi bahasa Arab ini, kami sempat jalan-jalan ke tempat tinggal pak zulkifli,
saat itu sedang berlangsung pertandingan sepak bola anak-anak dan sebagian dari
kami sekalian ikut nimbrung jadi penonton, termasukk fha dan Warny. Kami juga
menikmati jajanan yang ada disana, mulai dari siomay sampai es krim jajanan
anak-anak.
” Je’ne Ponto”
Senin
sore itu kami berangkat menuju kampung salah satu teman kami, melewati Limbung
dan Takalar. Yupz, kampungnya Aidil, Jene Ponto.
Saat
itu yang berangkat kesana hanya sebagian dari kpi 011, diantaranya: ivank,
uchuf, wahyu, wawan, uny, warny, vivi, ekha, ira, nuzul and fha. Dan Aidil saat
itu sudah berangkat duluan.
Kami
berangkat ke Je’ne Ponto dalam rangka menghadiri pernikahan kakaknya Aidil.
Kami sama sekali tidak mengetahui rumah Aidil dimana, kami saat itu di jemput
oleh Aidil dekat daerah yang ada patung kudanya.
Sesampainya
di rumah Aidil, ternyata kedua mempelai tak ada disana, mereka sudah berada di
rumah sang mempelai wanita. Tak heran, kami datang saat mentari tak lagi
bersinar, yupz ‘malammi kodong’, sekitar jam 9 kami sampai di rumah Aidil dan
setelah dipersilahkan masuk, kami di suguhkan dengan berbagai macam makanan,
selanjutnya kami dipersilahkan menyantap hidangan makan malam, mamamia lezatos,
perut pun kekenyangan dengan segala macam makanan yang masuk.
Setelah
kami merasa kenyang dan lelah, kami pun beranjak ketempat istirahat yang telah
disiapkan, bobo-lah kami. Mungkin yang ikut ke jene ponto akan ingat bagaimana
ia tidur saat itu, he^_~
Sangat
mengsport jantung saat pulang menuju samata, bagaimana tidak, saat berangkat
mulai jam setengah lima sore sampai jam Sembilan malam, dan saat pulang, kami
berangkat dari jam setengah enam, pada jam delapan kami semua sudah ada di
daerah samata, bahkan fha saat itu langsung ke kampus karena kami masuk jam 8
mata kuliah psikologi dakwah dan fha saat itu ditunjuk membawakan kultum.
Sungguh terlalau,,, sesuatu banget.
Makasih
aidil, mengenalkan kami kota jeneponto.
“Yang Satu
Persatu Gugur Di Medan Jihad”
Awal
mula kami berada di lingkungan KPI 2011, personilnya berjumlah 42 orang, namun
semakin kesinim makin berkurang personilnya.Dan mudah-mudahan tak ada lagi yang
berkurang.
Di
permulaan semester I, saat kami berjumlah 42 orang, pada saat itu pula ada
salah satu teman kami yang sejak awal tak aktif mengikuti perkuliahan. Ternyata
ia memang tak berniat melanjutkan perjuanganny di KPI, dikarenakan ia tlah
lulus dan mengambil jurusan lain yang entah itu di UIN Alauddin atau
universitas yang lain, yang jelasnyan ia tak aktif sejak awal,ia adalah FEBRYANSYAH.
Seiring
berjalannya waktu, tak terasa kami ada di tengah semester awal pada bangku
perkuliahan. Rintangan tak semakin surut, namun ia semakin menjadi-jadi.
Diantara kami yang tersisa 41 orang, ternyata harus kembali berkurang dengan
berhentinya perjuangan WAHYUDI, ARIFIN, GUNAWAN, AGUS SALIM dan SUPARTO, hingga kami akhirnya
menyelesaikan semester pertama ini dengan personil yang tersisa 37 orang.
Awal
semester dua, RAMLI dan HIKMAH masih berjuang bersama kami, namun RAMLI tak
lama bersama kami, ia begitu cepat berhenti. Tak lama, di akhir semester dua
ini, HIKMAH aliaz IIM or IMHA pun terhenti langkah perjuangannya. Kendati ia
tlah membayar SPP semester yang akan datang aliaz semester tiga, namun ia harus
menghentikan perjuangannya di KPI dikarenakan harus kembali pulang ke tempat
kelahirannya, Palu. Kami juga harus berpisah sementara waktu dengan salah satu
teman kami yang sangat fha suka gaya rambutnya, tak lain adalah kanda AMMAR. Ia
mengambil cuti di semester tiga ini, sehingga personil KPI 011 pada semester
tiga ini kembali berkurang menjadi 33 orang.
Yang
terkenang dari seorang WAHYUDI, ARIFIN dan RAMLI adalah, kelihatannya ia selalu
ceria, walau tak taulah bagaimana keadaannya sebenarnya.mereka adalah tiga sekawan yang selalu bersama-sama saat
perkuliahan berlangsung maupun di luar perkuliahan, bahkan mereka satu atap
tempat tinggal di makassar. Suwandi pun adalah orang yang selalu bersama-sama
dengan mereka, mungkin ia akan mengenang lebih dalam dibanding kita semua. Gaya
bahasa RAMLI selalu beda dengan yang lain, teringat saat diskusi bahasa Indonesia
yang kebetulan saat itu ia menjadi moderator diskusi makalah kami kelompok
pertama, bagaimana bahasa dan kalimat-kalimat yang ia gunakan, bagaimana ia
membuat kami tertawa dengan pernyataan atau bahasa yang ia gunakan, namun tak
jarang ia aktif bertanya dan memberikan argumen atau persepsinya tentang apa
yang di diskusikan. Semangatnya saat itu patut fha acungi jempol, karena fha
sendiri belum mampu sepertinya.
Yang
terkenang dari seorang IMHA, adalah keceriaan yang selalu ia tunjukkan,
suaranya, tingkah lakunya, dan semua yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Saat ia memutuskan berhenti dari perjuangannya di KPI, fha tringat saat dimana
bunda Tanti mengatakan bahwa suara IMHA cocok dengan suara standarisasi
penyiar. Sangat disayangkan jika fha ada diposisi IMHA jika fha menghentikan
ini kendati tak pengen-pengen banget jadi penyiar. Setidaknya ada modal dalam
pendekatan jurusan.
Mereka
yang tak bersama-sama lagi tuk mengarungi perjuangan perkuliahan
di KPI 011 ini,
semoga ada dalam lindungan Allah swt selalu dan tetap mengingat dan di ingat
oleh kami yang masih bersama-sama BERJUANG. Amien,
“Kala Sakit
Melandanya….”
Semester
dua ini, beberapa minggu mereka tak bersama-sama kami berjuang di kampus
tercinta UIN Alauddin.Bukan karena malas, atau ada acara keluarga yangg biasa
membuat seseorang absen kuliah, tapi karena daya dan upaya mereka yang tak
memungkinkan bagi mereka untuk ada ditengah-tengah kami saat itu.
Ya,
Dahlia Dewi Bayu aliaz DDB (temannya DBD^_~) yang biasa juga dipanggil Lhia dan
Ilham Maulana NS aliaz Ilo yang katanya bisa dipanggil Ilham, ilo, mau, lana
dan maulana. Kedua teman kami ini tengah
terbaring sakit ketika kami sibuk dengan segala aktivitas perkuliahan dan pikhi
bahasa Arab.
Lhia
tidak masuk perkuliahan sekitar 2 pekan, ia terserang gejala tipus+maag yang
dideritanya kambuh. Sementara Ilo, ia di rawat di rumah sakit karena penyakit
yang beda tipis. Aga itu? Ya, kalau lhia gejalanya, Ilo tipus “memang tong.”
Ilo dirawat sekitar sepekan, namun masa pemulihannya yang membuatnya tak
mengikuti perkuliahan kurang lebih satu bulan lamanya. Fha pun pernah merasakan
apa yang mereka rasakan, jadi fha mengerti betul bagaimana rasanya jika berada
diposisi mereka.
Dalam
sakit pun ada sabar dan rasa syukur yang senantiasa menemani hari-hari sakit
itu. Jika lhia dan ilo membayangkan kembali masa itu, mungkin akan mereka
dapati hikmah-hikmahnya, begitupun dengan sabar dan syukur yang senantiasa
mengiringinya (bukan begitu lhia, ilo?).
Maaf
kami ucapkan pada lhia karena tak sempat menjenguknya, walau mungkin ada
thahara, thahira dan ka’ khairil yang menjenguk. Bukan kami tak ingin, tapi
kami tak bisa(karena tak di izinkan sang pemilik rumah^_~), tapi kami memaklumi
hal itu, karena rumahnya sedang di renofasi.
Untuk
Ilo, yang saat itu terbaring di rumah sakit, kami sangat prihatin melihat
kondisi Ilo yang semakin kurus, seperti tak makan berbulan-bulan(lebay,
berlebihan dech). Kendati hujan gerimis membasahi kami, tak mengurangi semangat
kami ingin melihat dan mendo’akan Ilo yang sedang sakit ini. Dan setelah kami
sampai di rumah sakit, kami langsung mencari tempat dimana Ilo di rawat,, dan
akhirnya kami menemukannya. Disana telah ada ibunda, ayahanda dan kakanda Ilo
yang menyambut kami dengan ramah, kami juga disuguhi makanan(sebenarnya yang sakit
siapa ya?ko kami yang makan-makan???maaf ya Ilo, cz kamu saat itu nda mungkin
makan makanan itu, lagi sakit kan?!), bahkan saat itu wahyu memotret keadaan
Ilo yang ada di kasur salah satu kamar rumah sakit dan meng-uploadnya di FB
group KPI.
Bagi
Fha khususnya, bagi Lhia dan Ilo juga bagi kita semua anak KPI, jadikanlah
sakit kita pelajaran. Pelajaran untuk semakin meningkatkan kesabaran dan
kesyukuran kita kepada sang Pencipta. Segala yang datang dan pergi menghampiri
langkah kita, semuanya datang dan kembali padaNya.So, yakin dan percayalah
selalu ada hikmah dan jalannya masing-masing.
“Soppeng oh
Soppeng”
Sabtu,
07 Juli 2012. Di tanggal kelahiran fha itu, kami sebagian anak KPI 011
berangkat ke kampung salah satu teman kami.
Sabtu
pagi, kami berkumpul di gerbang perumahan samata permai.Jalan menuju rumah Vivi
dan Uny. Pagi itu, sekitar pukul 07.00 kanda Ammar sudah ada di depan kos
menjemput fha, memang kanda satu ini selalu tepat waktu kalau datang menjemput.
Fha dan Ammar singgah di rumah Uny untuk menunggu teman-teman yang lain, dan
baru berangkat ke gerbang perumahan setelah teman-teman ada semua di tempat.
Setelah
kami berkumpul di gerbang perumahan, kami tak langsung berangkat ke Soppeng
sesuai rencana awal(berangkat pukul 07.00). kamki harus menunggu pemeran ‘Andi
Saodah’ di drama ‘Cintaku di Kampus Hijau’ pada mata kuliah TPR untuk
Konperensi Pers. Ya, siapa lagi kalau bukan Ummi Sa’adah Darmawan. Kami juga
sarapan bersama selagi menunggu Wawan menjemput Ummi yang katanya saat itu baru
bangun tidur(gubrag, jamber saat itu???). dan setelah semua personil yang akan
berangkat kumpul, kami pun langsung meluncur, berangkat menuju Soppeng.
Kami
berangkat ke Soppeng dengan 5 kendaraan roda dua alias motor yang keseluruhan
personil yang ikut ada 10 orang, diantaranya; mas wa’one, Ummi, Uchuf, Warni,
Kanda Ammar, Vivi, Wahyu, Eka, Uny dan Fha.
Perjalanan
menuju Soppeng tak seperti perjalanan dari Kampus II ke kampus 1, yang mungkin
dapat ditempuh dengan waktu tak cukup 30 menit, jauh berlipat-lipat dari itu
jaraknya. Ya, banyak liku-liku yang di lalui.Saat itu kami melalui jalan Camba
untuk sampai ke Soppeng.Jauh memang, tapi menyenangkan.Kami mampir di mushala
pertamina untuk shalat dzuhur kemudian kembali melanjutkan perjalanan.
Sesampainya
di pusat kota kelalawar itu, kami tetap melaju melewatinya, karena rumah mas
wa’one ini masih jauh dari sana. Dan apa yang kami dapati saat kami memasuki
lorong jalan yang menuju rumah mas wa’one? Air mengalir dari arah pinggir
sungai dan air tergenang di kanan kiri jalan.Kami disuguhkan pemandangan
banjir, bahkan kami melewati jalanan yang banjir itu. Saat sampai di rumah mas
wa’one, ternyata jalan masuk rumahnya, banjir menghentikan langkah motor yang
kami kendarai. Ya, motor-motor itu harus di simpan di jalanan, karena tidak
memungkinkan untuk dibawa ke halaman rumah mas wa’one. Ya sudahlah, seperti
yang dibahasakan wahyu di slide yang diputar saat Bina Akrab 2012, kami di
sambut karpet basah aliaz banjir.Kami langsung saja berubah, bukan berubah jadi
superman atau powerengger. Tapi kami berubah gaya mungkin ya, celana kami di
gulung dan sepatu kami, kami jing-jing. Kami melewati daerah banjir itu hingga
akhirnya sampai di rumah mas wa’one. Kenangan yang tak kan terlupakan, disambut
karpet basah. Malam itu kami lalui, kami nikmati apa yang terjadi hari itu
mulai dari langkah keberangkatan kami sampai karpet basah yang menyambut kami.
Bulan
tergantikan oleh mentari, alhamdulilllah banjir akhirnya surut juga.
Motor-motor yang disimpan di jalan dipindahkan kedepan halaman rumah mas
wa’one. Hari ini(Ahad), kami merencanakan untuk berkunjung ke pemadian air
panas, Lejja’. Namun sebelum kami berangkat ke lejja’, para cewe imut KPI ini
membantu mengolah kue(pelajaran baru lagi bagi kami). Hampir saja lupa, tujuan
kami dating ke Soppeng adalah untuk menghadiri acara aqiqah keponakan mas
wa’one, makannya kami ikut membantu bikin kue, tentu saja tidak hanya kami yang
membantu, namun hamper semua warga membantu(itulah enaknya tinggal di desa,
masih kental rasa gotong royongnya).
Setelah
kami selesai bantu buat kue, kira-kira jam 2 siang kami berangkat menuju
Lejja’.Ternyata jauh juga, tak seperti perkiraan. Jalanan yang dilaklui juga
lumayan ekstrim, ada satu jalan yang betul-betul menanjak, saat itulah motor
yang fha naiki yang dijalankan oleh Uny mati mesinnya pada saat tanjakan, cemas
dan khawatir motor akan mundur. Ya, deg-degan tapi sudah berlalu, pengalaman.
Sesampainya
di Lejja’, kami memarkir motor dan langsung meluncur menuju tempat pemandian
air panas. Sebagian dari kami saat sampai di tempat tujuan langsung mencari
tempat shalat, yupz mushala. Akhirnya dapat juga di tempat yang paling tinggi
di kawasan pemandiaan(Alhamdulillah lega juga sudah menunaikan kewajiban).
Setelah itu, langsung menuju tempat pemandian, kolam yang tak terlalu besar.Ya,
kami memilih tempayt yang hanya dapat dinikmati oleh kami sepuasnya, kamki
tidak bergabung di kolam pusat alias kolam yang umum.Tapi ujung-ujungnya kami
juga ke kolam yang umum itu.
Tentu
saja kami tak ingin melewatkan moment ini, kami mengabadikannya lewat media
camera, bahkan menjadi memori yang di pertontonkan kepada junior kami di
kampus(bangganya^_~).
Setelah
merasa cukup bersenang-senang maen air dan mentari pun semakin lenyap, kami
memutuskan untuk kembali ke rumah mas wa’one. Tapi sebelum itu, kami juga
mencari hadiah untuk dede bayi dulu di pasar kota Soppeng dan kami juga maem
malam dulu di tempat langganan mas wa’one jajan di Soppeng. Saat perjalanan
pulang setelah maem, bahkan hampir sampai rumah mas wa’one, fha dan uny mengalami
sedikit kecelakaan. Yupz, jatuh dari motor.Lagi-lagi sabar dan syukur`yang tak
dapat dipisahkan muncul.
Sesampainya
di rumah mas wa’one, kami membersihkan diri dan sebagian kamik bergegas tidur,
maklum cape’. Tapi sebagian dari kami juga ada yang tak ada capenya,
melanjutkan aktivitas dengan nonton dan maen kartu.
Keesokan
hari, acara aqiqah.Semu aorang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.Saat itu
kanda Ammar menjadi salah satu yang membacakan ‘barazanji’.Ada haru yang
terpancar dari setiap orang yang ada saat itu.Konon, sudah sejak lama kelahiran
dede bayi ini dinanti-nanti.Tak heran jika semua mata berkaca-kaca menyaksikan
acara barazansi itu.
Tiba saatnya
kami untuk bergegas pulang ke Makassar dan gowa, samata. Sebelum pulang kami
berfose bersama dede bayi, tak lupa pula kami pamit sama nyokap dan bokap mas
wa’one(itu panggilan mas wa’one ke orang tuanya katanya. Benarkah?percaya gak
percaya sich, tapi like aza^_~).
Terimakasih
kami ucapkan kepada mas wa’one dan segenap keluarga besar serta warga
kampungnya yang telah menerima kami di rumah dan kampungnya serta menyabut kami
dengan penuh keramahan. Maaf juga sudah merepotkan.^_~
Kami
pulang tak lagi melewati jalan Camba, namun kami mengambil jalan Bulu
Dua.Subhanalloh, saat kami memasuki kawasan Bulu Dua, kami dapati kekuasaan
SangPencipta yang tak dapat ditandingi oleh makhluk manapun. Kami juga singgah
ke rumah tantenya kanda Ammar untuk shalat maghrib selagi menunggu ban motor
uny yang bocor tak jauh dari rumah tante kanda Ammar. Setelah itu kami
melanjutkan perjalan hingga akhirnya sekitar pukul 21.30an klami sampai ke
rumah masing-masing, kecuali Ummi dan Vivi yang pulang naik mobil, kira-kira
sekitar pukul 23.30an mereka baru sampai di Minasaupa. Yang jelas Alhamdulillah
kami semua pulang dengan selamat.