IBUKU SAYANG

22.45


 IBUKU SAYANG...
Lantunan lagu sakha berjudul “ibu” menemani keheningan malam  syifa. Malam itu terasa sangat dingin, saat ia tengah asyik mendengarkan lagu itu, ia memandangi foto yang terpajang di meja belajarnya, seketika ia teringat akan ibundanya yang telah tiada. Lirik lagu sakha seakan merasuki kalbunya.
Sebening tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila  ku tatap
Wajahmu ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudlu slalu membasahimu
Ayat suci slalu dikumandangkan
Suara lembut, peluh, keluh dan kesah
Berdo’a untuk putra-putrinya
Oh ibu ku
Engkaulah wanita
Yang ku cinta
Selama hidupku
Maafkan anakmu
Bila ada salah
Pengorbananmu
Tanpa balas jasa
ALLAH,,,
Ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah ia kebahagiaan
Di dunia, juga di akhirat (Sakha, Ibu)
Ia hanyut dalam lantunan lagu itu, tanpa ia sadari air mata membasahi pipinya yang imut. Ya, dua tahun sudah ia ditinggal ibunda tercinta dan hampir dua tahun pula ia hidup bersama ibu tirinya yang tak pernah ia ajak bicara.
          Dalam hati ia bergumam “seandainya engkau masih ada di sampingku, ibu. Seandainya hari itu kau tak menyelamatkanku.” Tangisnya semakin menjadi, ia tersedu-sedu dalam heningnya malam.
Rabu pagi, 22 Desember 2010 lalu. Setelah sarapan pagi bersama, Syifa meminta ibundanya membawanya jalan-jalan ke taman yang ada di komplek perumahan Seruni. “bu, aku ingin menghirup udara segar. Bawa aku ke taman depan komplek, aku bosan di rumah terus!” katanya dengan nada tinggi.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »